Sintaksis
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu
Tugas Mata Kuliah
Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Widya Nur Jannah, M.Pd

SD15-A2
Disusun Oleh:
Afiah
Fifi Fitria (150641096)
\
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH CIREBON
TAHUN
AJARAN 2015-2016
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah
S.W.T yang
telah memberikan kenikmatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Sintaksis”. Meskipun
banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tetapi kami
berhasil mengerjakan makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami
sampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu kami dalam
mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
mahasiswa yang juga sudah memberi konstribusi baik langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna sempurnanya makalah ini.
Penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan khususnya bagi kami
sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Amin Yaa Robbal ‘Alamiin
Cirebon, Februari 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Dalam
pembicaraan tentang sintaksis, bidang yang menjadi lahannya adalah unit bahasa
berupa wacana, kalimat, klausa, frase, dan kata.
Manusia
dalam bertutur sapa, berkisah, atau segala sesuatu yang dapat dikatakan sebagai
berbahasa, selalu memunculkan kalimat-kalimat yang diirangkai, dijalin
sedemikian rupa, sehingga berfungsi optimal bagi si penutur dalam upaya
mengembangkan akal budinya dan memelihara kerjasamanya dengan orang lain.
Sintaksis merupakan salah satu cabang ilmu
bahasa yang mengkaji tentang kata, frase, klausa, dan kalimat. Istilah
sintaksis itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti
dengan dan tattein yang berarti menempatkan. Jadi yang dimaksud
dengan sintaksis yaitu menemptkan bersama-sama kata-kata menjadi
kelompok kata dan kelompok-kelompok kata menjadi kalimat ( Verhaar : 1993
). Dengan kata lain sintaksis merupakan struktur frase dan kalimat ( Ramlan
:1976). Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa satuan sintaksis
terkecil adalah kata. Hal ini berbeda dengan morfologi yang menempatkan kata
sebagai satuan terbesar, sedangkan dalam sintaksis satuan terbesar adalah
kalimat.
- Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kata, kelas kata,
ciri-ciri kata dan contohnya?
2. Apa pengertian frase dan apa
jenis-jenisnya?
3. Apa pengertian klausa dan apa
fungsi-fungsinya?
4. Apa pengertian kalimat dan apa saja
jenis-jenisnya?
5. Apa pengertian wacana dan apa
jenis-jenisnya?
- Tujuan Pembahasan Masalah
1. Dapat menjelaskan kata, kelas kata, ciri-ciri kata dan
contohnya.
2. Dapat menjelaskan pengertian dan
jenis-jenis frase.
3. Dapat menjelaskan pengertian dan
fungsi-fungsi klausa.
4. Dapat menjelaskan pengertian kalimat
dan jenis-jenisnya.
5. Dapat menjelaskan pengertian wacana
dan apa jenis-jenisnya.
BAB II
PEMBAHASAN
- Kata
Dalam
tataran morfologi, kata merupakan satuan terbesar, tetapi dalam tataran
sintaksis, kata merupakan satuan terkacil yang akan membentuk satuan sintaksis
yang lebih besar, yaitu frase.
Kelas kata Menurut Abdul Chaer dalam buku “Tata Bahasa
Praktis Bahasa
Indonesia” halaman 86-194.
1. Kata Benda
2. Kata Ganti
3. Kata Kerja
4. Kata Sifat
5. Kata Sapaan
6. Kata Petunjuk
7. Kata Bilangan
8. Kata Penyangkal
9. Kata Depan
10. Kata Penghubung
11. Kata Keterangan
12. Kata Tanya
13. Kata Seru
14. Kata Sandang
15. Kata Partikel
Ciri-Ciri Kelas Kata, antara lain:
Kata Benda
a. Berawalan pe-, seperti pemuda,
pemenang, dan penyair.
b. Berakhiran –an, seperti bendungan,
bantuan dan asuhan.
c. Berakhiran –nya, seperti besarnya,
naiknya, dan jauhnya.
d. Berimbuhan gabung pe-an, seperti
pembangunan, pengembangan, dan pelebaran.
e. Berimbuhan gabungan per – an,
seperti pertemuan, pertambangan dan persatuan.
f. Berimbuhan gabung ke-an, seperti
keadilab, kebijaksanaan dan kekayaan.
g. Kata yang diikuti dengan frase
“yang” …. atau “ yang sangat” misalnya : jalan (yang bagus), pemuda (yang sangat
rajin).
Kata Kerja
Kata-kata yang dapat diikuti oleh
frasa dengan baik yang menyatakan alat, yang menyatakan keadaan, maupun yang
menyatakan penyerta, disebut kata kerja, misalnya:
a. Awalan Me-, seperti kata-kata
menulis, membaca dan melihat.
b. Awalan ber-, seperti kata-kata
berdiri, berlatih dan berkuda
c. Awalan di-, seperti pada kata-kata
ditulis, dibaca, dan dilihat
d. Awalan ter-, seperti pada kata-kata
tertulis, terbaca, dan terlihat
e. Awalan per-, seperti pada kata-kata
perpanjang, percepat, dan persingkat
f. Awalan –kan, seperti pada kata-kata
tuliskan, abacakan, dan damaikan
g. Awalan –i, seperti pada kata-kata
tulisi, datangi dan diami.
Ciri-Ciri
1. Kata Ganti Kata ganti orang pertama
(mengganti diri orang yang berbicara):
a. Saya
b. Aku ku
c. Kami
d. Kita
Contoh : Adik bertanya kepada paman,
“Paman, bolehkah saya kerumah Paman?’ (saya = adik)
2. Kata ganti orang kedua (mengganti
orang yang diajak bicara):
a. Kamu
b. Engkau
c. Anda
d. Kalian
Contoh : Mengapa kemarin kamu tidak
sekolah?’ tanya Hasan pada Ali temannya sekelas.
- FRASE
Frase
adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui
batas fungsi unsur klausa.
Frase
merupakan kelompok kata yang mendududuki suatu fungsi (subjek, predikat,
pelengkap, objek, dan keterangan) dan kesatuan makna dalam kalimat. Untuk
memudahkan Anda mengenai frase,lihat contoh berikut: Dua orang mahasiswa sedang membaca buku baru di perpustakaan. Kalimat
itu terdiri dari satu klausa,yaitu Dua orang mahasiswa sedang membaca buku baru
di perpustakaan. Sedangkan,klausa terdiri dari empat unsur yaitu,dua orang
mahasiswa, sedang membaca buku baru,dan di perpustakaan.
Masing-masing
unsur menduduki satu fungsi.Dua orang mahasiswa menduduki unsur S,sedang
membaca menduduki fungsi P,buku baru menduduki fungsi O,dan di perpustakaan menduduki
fungsi KET.Demikianlah unsur klausa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang
tidak melampaui batas fungsi itu merupakan satuan gramatik yang disebut
frase.Jadi Frase itu sendiri adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata
atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa.
Berdasarkan kesetaraan distribusi
unsur-unsurnya frase dibagi dua jenis ,yaitu:
1.
Frase endosentrik
Frase
endosentrik yang distribusi unsur-unsurnya setara dalam kalimat.Frase
endosentrik dibagi atas tiga jenis yaitu:
Frase
endosentrik koordinatif,yakni frase yang unsur-unsurnya setara,dapat
dihubungkan dengan kata dan,atau,misalnya:
a. Sepeda motor
b. Kasih sayang
c. Rumah sakit
Frase endosentrik atributif,yakni
frase yang unsur-unsurnya tidak setara sehingga tak dapat disisipkan kata
penghubung dan,atau,misalnya:
a. Sepeda baru
b. Sambil bernyanyi
c. Sedang mandi
2.
Frase eksosentrik
Frase
eksosentrik adalah frase yang tidak
mempunyai distribusi yang sama dengan semua unsurnya.misal:
a. Di took
b. Ke kampus
c. Dari desa
Frase ditinjau dari persamaan
distribusi dengan golongan atau kategori kata,frase dibagi menjadi lima,yaitu:
a) Frase verbal, adalah satuan bahasa yang terbentuk
dari dua kata atau lebih dangan verba sebagai intinya dan tidak merupakan
klausa.
Misal:
a.
Kapal
laut itu sudah belabuh
b.
Ibu
saya sedang mencuci
b) Frase nominal, adalah dua buah kata atau lebih yang
intinya dari nominal atau benda.
Misal:
a. Amirudin makan beberapa butir
telur itik
b. Syarifudin menjual tiga puluh
kodi kayu besi
c) Frase ajektival, adalah satuan gramatik yang terdiri
atas dua kata atau lebih sedang intinya ajektiva(sifat) dan satuan ini tidak
membentuk klausa.
Misal:
a. Baju itu sangat indah
b. Mobil ferozamu baru sekali
d) Frase
pronomina, adalah
dua kata atau lebih yang intinya pronomina dan hanya menduduki satu fungsi
dalam kalimat.
Misal:
a. Saya sendiri akan pergi ke pasar
b. Kami sekalian akan pergi ke kantor
e) Frase numeralis, adalah dua kata atau lebih yang
hanya menduduki satu fungsi dalam kalimat namun satuan gramatik itu intinya
pada numeralia.
Misal:
a. Tiga buah rumah sedang terbakar
b. Lima ekor ayam sedang terbang
- KLAUSA
Kridalaksana
(1982:85) mengungkapkan bahwa “klausa adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya
tediri dari subjek dan predikat dan
mempunyai potensi untuk menjadi kalimat.”
Klausa dilihat dari segi kategori
kata atau frasa yang menduduki fungsi Predikat terdiri atas :
a. Klausa
nominal, adalah
klausa yang predikatnya terdiri dari kata atau frasa golongan nomina.
Misalnya
:
a) Ia guru IPA
b) Yang dibeli pedagang itu kayu
b. Klausa
verbal, adalah
klausa yang predikatnya terdiri dari kata atau frasa kategori verbal, dan
klausa verbal terbagi atas empat jenis, yakni:
Klausa
verbal yang ajektif adalah klausa yang predikatnya dari kata golongan verbal
yang termasuk kategori sifat sebagai pusatnya.
Misalnya:
a) Rumahnya sangat luas
b) Tamannya indah sekali
Klausa
verbal Intransitif adalah klausa yang predikatnya dari kata golongan kata kerja
intransitif sebagai unsur intinya.
Misalnya:
a) Burung merpati sedang terbang di angkasa
b) Pesawat Lion Air belum mendarat di Lanud Hasanuddin
c. Klausa verbal yang aktif adalah klausa yang predikatnya dari
kata golongan verbal yang transitif sebagai unsur intinya.
Misalnya:
a. Ibuku sedang mencuci piring
b. Pamanku sedang mengajarkan IPS
d. Klausa verbal yang reflektif adalah
klausa yang predikatnya dari kata verbal yang tergolong kata kerja reflektif.
Misalnya:
a.
Anak
itu sedang menyelamatkan diri
b. Kakek Adi telah mengobati penyakitnya
e. Klausa verbal yang resiprok adalah
klausa yang predikatnya dari kata golongan verbal yang termasuk kata kerja
resiprok.
Misalnya
:
a. Mereka saling melempar batu karang
b. Anak-anak itu ejek-mengejek di sekolah
f. Klausa bilangan, adalah klausa yang predikatnya dari kata atau frasa golongan
bilangan.
Misalnya:
a.
Kaki
meja itu empat buah
b. Mobil itu delapan rodanya
g. Klausa depan, adalah klausa yang
predikatnya dari kata atau frasa depan yang diawali kata depan sebagai penanda.
Misalnya:
a. Baju dinas itu untuk pegawai pemda
b. Mobil itu dari Amerika
D. KALIMAT
Keraf (1984:156) mendefinisikan kalimat
sebagai salah satu bagian dari ujaran yang didahului dan diikuti oleh
kesenyapan, sedang intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap.
Adapun
jenis-jenis kalimat, yaitu :
1.
Kalimat tunggal
Kalimat
tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu pola (SP, SPO, SPOK) atau
kalimat yang hanya terdiri atas satu klausa.
2.
Jenis Kalimat Tunggal
Jenis
kalimat tunggal terdiri atas lima macam, yakni kalimat nominal, kalimat
ajektival, verbal, dan kalimat preposisional.
Kalimat
Nominal
Adalah
kalimat tunggal yang predikatnya dari kata benda.
Contoh:
a.
Ibuku
petani sawah,
b. Ayahku pegawai kantor pajak,
c. Kakakku tukang kayu.
3.
Kalimat Verbal
Adalah
kalimat tunggal yang predikatnya dibentuk dari kata kerja atau verbal. Kalimat
verbal terdiri atas lima macam, yakni:
a. Kalimat Intransitif
b. Kalimat Ekantransitif
c. Kalimat Dwitransitif
d. Kalimat Semitransitif
e. Kalimat Pasif
4.
Kalimat Adjektival
Adalah
kalimat yang predikatnya dari kata sifat atau ajektival.
Contoh:
a.
Buku
bahasa Inggrisku sangat tebal.
b. Keluarga itu sangat sopan dan
bijaksana.
5.
Kalimat Preposisional
Adalah
kalimat tunggal yang predikatnya dari kata depan atau preposisi.
Contoh:
a. Tempat tinggalnya di Makassar
Di
samping itu, Menurt (Keraf, 1982) kalimat tunggal dilihat dari segi maknanya dapat dikelompokkan atas empat macam, yakn:
1) Kalimat
berita
Kalimat
berita adalah kalimat yang digunakan bila kita ingin mengutarakan suatu
peristiwa atau kejadian yang kita alami dan atau yang dialami orang lain.
Misalnya:
Ali pergi ke Jakarta kemarin.
Jalan itu sangat licin.
Saya mau berangkat ke Jakarta besok
pagi.
2) Kalimat Tanya
Kalimat
tanya, kalimat yang maksudnya atau berfungsi untuk menanyakan sesuatu, yang di dalamnya terdapat tiga kemungkinan cirri:
a) Mengunakan intonasi tanya, dan atau
menggunakan kata tanya, dan atau menggunakan
partikel –kah. Misalnya, seperti berikut.
Ibu
datang?
Kapan
Ibu datang?
Akankah
ibu datang?
b) kalimat tanya biasa: kalimat yang
benar-benar menanyakan sesuatu.
c) kalimat tanya retoris: kalimat yang menanyakan menggunakan
ciri kalimat tanya tetapi tidak perlu dijawab. Kalimat ini biasa dipakai orang
yang berpidato sebagai cara untuk menarik
perhatian pendengar.
d) kalimat yang senilai perintah:
bentuknya bertanya tetapi maksudnya
menyuruh, misalnya “Apakah jendela itu bisa dibuka sekarang?”
6.
Kalimat
perintah
Kalimat
perintah adalah kalimat yang maksudnya menyuruh orang lain melakukan sesuatu.
Kalimat
perintah mempunyai beberapa jenis:
a. Suruhan
b. Permintaan
c. Memperkenankan
d. Ajakan
e. Larangan
f. Bujukan
g. Harapa
- WACANA
Menurut Harimurti
Kridalaksana ( 1985: 184 ),Wacana adalah satuan bahasa terlengkap dalam
hierarki gramatikal, merupakan satuan gramatikal atau satuan bahasa tertinggi
dan terbesar .
Menurut Samsuri
(1988: 1 ) Memandang wacana dari segi komunikasi.Menurutnya dalam
sebuah wacana,terdapat konteks wacana ,topic ,kohesi,dan koherensi.
Jenis wacana ditinjau dari tujuan berkomunikasi
a.
Wacana
Argumentasi
Menurut ( Rottenberg,1988: 9 ).Karangan
argumentasi merupakan salah satu bentuk wacana yang berusaha mempengaruhi
pembaca atau pendengar agar menerima pernyataan yang dipertahankan, baik yang
didasarkan pada pertimbangan logis dan emosional.
Menurut ( Gorys Keraf,1995:10 ) Argumentasi
adalah semacam bentuk wacana yang berusaha membuktikan suatu kebenaran .Sebuah
argumentasi berusaha mempengaruhi serta mengubah sikap dan pendapat orang lain
untuk menerima suatu kebenaran dengan mengajukan bukti – bukti mengenai objek
yang diargumentasikan itu.
b.
Wacana
Eksposisi
Karangan atau wacana eksposisi bertujuan untuk menerangkan
sesuatu hal kepada penerima ( Pembaca ) agar yang bersangkutan
memahaminya.Eksposisi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menguraikan
suatu objek sehingga memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca.wacana ini
digunakan untuk menjelaskan wujud dan hakikat suatu objek.misalnya menjelaskan
pengertian kebudayaan,komunikasi,perkembangan tekhnologi ,pertumbuhan ekonomi
kepada pembaca.
c.
Wacana
persuasi
Wacana persuasi adalah wacana yang bertujuan mempengaruhi
mitra tutur untuk melakukan perbuatan sesuai yang diharapkan penuturnya.untuk
mempengaruhi pembacanya ,biasanya digunakan segala daya dan upaya yang membuat
mitra tutur terpengaruh. Untuk mencapai tujuan tersebut ,wacana persuasi kadang
menggunakan alasan yang tidak rasiona.persuasi sesungguhnya merupakan
pernyimpangan dari argumentasi,dan khusus berusaha mempengaruhi orang lain atau
para pembaca. persuasi lebih mengutamakan untuk menggunakan atau memanfaatkan
aspek – aspek psikologis untuk mempengaruhi orang lain.Jenis wacana persuasi
yang paling sering ditemui adalah kampanye dan iklan.
Contoh wacana iklan sebagai berikut.“Pakai daia,lupakan yang lain.Dengan harga yang semurah
ini,membersihkan tumpukan pakaian kotor anda,menjadi bersih cemerlang”.
d.
Wacana
Deskripsi
Wacana deskripsi adalah bentuk wacana yang berusaha
menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa sehingga objek itu
sepertinya dapat dilihat,dibayangkan oleh pembaca ,seakan – akan pembaca dapat
melihat sendiri.Deskripsi memiliki fungsi membuat para pembacanya seolah
melihat barang – barang atau objeknya.objek yang dideskripsikan mungkin sesuatu
yang bias ditangkap dengan panca indra kita ,contohnya, sebuah hamparan sawah
yang hijau dan pemandangan yang indah ,jalan – jalan kota ,tikus – tikus
selokan ,wajah seorang yang cantik molek atau seorang yang bersedih hati
,alunan music dan sebagainya.
e.
Wacana
Narasi
Wacana narasi merupakan satu jenis wacana yang berisi
cerita.pada wacana narasi terdapat unsure – unsure cerita yang penting ,seperti
waktu,pelaku,peristiwa.Adanya aspek emosi yang yang dirasakan oleh pembaca dan
penerima .Melalui narasi,pembaca atau penerima pesan dapat membentuk citra atau
imajinasi.
Contoh:
Sewaktu aku duduk diruang pengadilan yang penuh sesak itu
menunggu perkara ku disidangkan,dalam hatiku bertanya – Tanya berapa banyak
orang – orang hari ini disini yang merasa,seperti apa yang kurasakan
bingung,patah hati,dan sangat kesepian .Aku merasa seolah – olah aku memikul
beban berat seluruh dunia di pundakku.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kelas kata Menurut Abdul Chaer dalam buku “Tata Bahasa
Praktis Bahasa Indonesia” halaman 86-194.
Frase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau
lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa.
Frase merupakan kelompok kata yang mendududuki suatu fungsi
(subjek, predikat, pelengkap, objek, dan keterangan) dan kesatuan makna dalam
kalimat.
Kridalaksana (1982:85) mengungkapkan bahwa “klausa adalah
satuan gramatikal berupa kelompok kata
yang sekurang-kurangnya tediri dari subjek
dan predikat dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat.”
Keraf (1984:156) mendefinisikan kalimat sebagai salah satu
bagian dari ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedang
intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap.
Menurut Harimurti
Kridalaksana ( 1985: 184 ),Wacana adalah satuan bahasa terlengkap dalam
hierarki gramatikal, merupakan satuan gramatikal atau satuan bahasa tertinggi
dan terbesar .
Menurut Samsuri
(1988: 1 ) Memandang wacana dari segi komunikasi.Menurutnya dalam
sebuah wacana,terdapat konteks wacana ,topic ,kohesi,dan koherensi.
B. SARAN
Pemahaman satuan sintaksis dan semantik bahasa Indonesia
bagi guru, selain dapat menjadi bekal dalam pemakaian bahasa Indonesia yang
baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari juga dapat bermanfaat dalam
pembinaan kemampuan berbahasa siswa. Sehingga, materi ini harus benar-benar
dikuasai dan dipahami.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta :
Rineka Cipta.
H. P. Achmad. 2012. Sintaksis Bahasa Indonesia. Tanggerang :
PT Pustaka Mandiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar