Sebagai seorang guru minimal harus
mengerti filsafat dan ilmu filsafat, ilmu filsafat pendidikan, hubungan antara
keduanya dan hubungan dengan filsafat negara dan ilmu pendidikan sebagai ilmu
pengetahuan praktis normatif, serta hubungan antara filsafat pendidikan dan
sistem pendidikan maupun cabang-cabang ilmu pengetahuan lain.
Sistematika pembahasan dibagi
menjadi tiga, yaitu pengertian filsafat, filsafat sebagai metode berpikir, dan
filsafat pendidikan.
A. PENGERTIAN FILSAFAT
secara etimologis filsafat berasal
dari bahasa Yunani, philein dan sophia artinya cinta kebijaksanaan.
Cinta menunjukkan suatu suatu sikap tahan uji dan tak mau menyerah, selalu
berusaha demi tercapainya suatu maksud. Sedangkan kebijaksanaan adalah suatu
kondisi dimana orang mungkin bertindak secara komprehensif dan radikal.
Asal mula
timbul istilah filsafat
Menurut Cicero, penulis Romawi
(106-43 SM) yang pertama kali memakai kata filsafat adalah “Pitagoras” abad ke
5 SM. Yang dipergunakan oleh Pitagoras sebagai reaksi terhadap orang-orang yang
menamakan dirinya “ahli pengetahuan”.Tetapi pada akhirnya manusia tidak akan
dapat menjadi ahli ilmu pengetahuan dan hanyalah sebagai pencari dan pencinta
pengetahuan.
B. FILSAFAT DAN ILMU
Hubungan
filsafat dan Ilmu
Perbandingan filsafat dan Ilmu
berdasarkan obyek materia dan obyek Forma:
Filsafat dan dan Ilmu berbeda dalam obyek forma maupun
obyek materia. Dalam hal obyek materia filsafat mencakup semua obyek materia
dari ilmu yang bermagam-macam.Sedangkan ilmu hanya mengambil bagian-bagian
materia.
C.
FILSAFAT
SEBAGAI METODE BERFIKIR
1.
Berpikir
bagi Manusia
Manusia
sebagai makhluk hidup yang berderajat tinggi bila dibandingkan dengan makhluk
hidup lainnya. Dimana manusia dapat mengatasi alam, artinya dapat merubah
ketentuan alam dengan mengadakan pengolahan alam sesuai dengan kebutuhan
hidupnya atau dalam istilah lain, manusia dapat membudayakan alam. Ini semua
dikarenakan manusia memiliki kemampuan berpikir. Kemampuan berpikir inilah yang
merupakan salah satu ciri kekhususan manusia dan yang membedakan manusia dengan
makhluk lain.
2.
Hasil Proses
Berpikir
Menurut
beberapa ahli psikologi, hasil proses berpikir sebagai berikut :
a.
Pengertian
atau Konsep
Pengertian atau konsep adalah
gambaran dan gerakan dari barang yang dapat dilihat oleh akal manusia.
b.
Pendapat
atau Keputusan
Mempunyai
maksud bahwa pengertian tentang sesuatu bila dihubungkan dengan pengertian
sesuatu yang lain akan membentuk suatu pendapat atau keputusan.
c.
Kesimpulan
atau Pemikiran
Pemikiran
adalah hasil berpikir yang menghubungkan pendapat satu dengan pendapat yang
lain untuk mendapatkan pendapat baru.
3.
Bentuk-Bentuk
Berpikir
a.
Berpikir
secara Pengalaman (Rautine Thinking)
Berpikir
tentang sesuatu yang dihadapi dengan mengakumulasikan berbagai pengalaman untuk
mendapatkan pengalaman yang cocok sesuai dengan masalah yang dihadapi.
b.
Berpikir
secara Ingatan (Representative Thinking)
Berpikir
tentang sesuatu yang dihadapi dengan mengingat-ingat tanggapan-tanggapan yang tersimpan dalam jiwanya.
c.
Berpikir
Reproduktif
Berpikir
tentang sesuatu yang dihadapi dengan mengulang kembali dan mencocokan pada
sesuatu hasil pemikiran sebelumnya (baik hasil pemikiran diri sendiri maupun
orang lain).
d.
Berpikir
Kreatif
Berpikir
tentang sesuatu yang dihadapi dengan mengadakan penyelidikan untuk mengetahui
aspek-aspek atau faktor-faktor yang terkandung didalamnya dan mengumpulkan
bahan-bahan pengetahuan yang lain yang berhubungan dengan aspek-aspek tersebut,
kemudian mengolahnya sehingga tercipta hasil penemuan baru.
e.
Berpikir
Rationil atau Logis
Berpikir
tentang sesuatu yang dihadapi dengan menghubungkan pengertian satu dengan
pengertian yang lain untuk mendapatkan pemgertian baru.
Dari kelima
bentuk berpikir ini, yang tampak besar peranannya dalam memberikan ciri khusus bagi manusia adalah berpikir
kreatif dan berpikir rationil.
D. FILSAFAT PENDIDIKAN
a.
Sebagai ilmu
pengetahuan normatif, ilmu pendidikan merumuskan kaidah-kaidah norma-norma
tingkah laku perbuatan manusia dalam kehidupan.
b. Sebagai ilmu
pengetahuan praktis,tugas pendidikan, dan pendidik.
c.
Sesuai
kenyataan di atas ilmu pendidikan erat hubungannya dengan ilmu filsafat dan
normatif lainnya.
d. sistem
pendidikan bertugas merumuskan alat-alat, prasarana, pelaksanaan, dan pola-pola
pendidikan dan dibina untuk mencapi tujuan pendidikan.
e.
Isi moral
pendidikan berisi perumusan norma-norma(nilai spiritual etis)
f. wajar tiap
manusia memiliki filsafat hidup dan pikiran tentang kehidupan dan
penghidupannya.
2.
Aliran-Aliran
Filsafat Pendidikan
a. Progesivisme
Mempunyai
konsep yang didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia dapat
mengatasi masalah yang bersifat menekan manusia. Belajar bertumpu pada anak
didik yang dapat menghayati belajar yang edukatif dan bukan yangmisedukatif.PandanganMengenai
Kurikulum.Kurikulum sebagai pengalaman yang edukatif. Kurikulum bersifat eksperimental
b.
Esensialisme
Esensialisme
mempunyai tinjauan mengenai kebudayaan dan pendidikan yang berbeda dengan
progresivisme. Progresivisme mempunyai sifat fleksibel.
Sifatdemikianmenjadikanpedidikankehilanganarah. Pendidikanharuslah
bersendikan nilai kestabilan yang dapat memenuhi adalah pandangan esensialistik
awal.Idealisme dan realisme adalah aliran filsafat yang membentuk esensialisme
yang masing masing bersifat elektik(pendukung esensialisme)
c. Perenialisme
Perealisme
memandang bahwa keadaan sekarang adalah sebagai zaman yang mempunyai kebudayaan
yang terganggu oleh kekacauan, kebingungan dan kesimpang siuran. Selain itu
perenialisme sebagai zaman yang membutuhkan usaha untuk mengamankan lapangan
moral, intelektual dan lingkungan sosial cultural yang lain.
Nama :Devi Riyanti
Kelas :SD15 A.2
Dosen :Aliet Noorhayati Sutisno, M.Phil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar