FILSAFAT PENDIDIKAN DAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Belakangan
ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK) semakin menjadi trend untuk dilakukan oleh
para profesional sebagai upaya pemecahan masalah dan peningkatan mutu di
berbagai bidang. Awal mulanya, PTK, ditujukan untuk mencari solusi terhadap
masalah sosial (pengangguran, kenakalan remaja, dan lain-lain) yang berkembang
di masyarakat pada saat itu.
Dalam
bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran, PTK berkembang sebagai
suatu penelitian terapan. PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan
mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahap-tahap
PTK, guru dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya sendiri,
bukan kelas orang lain, dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik
pembelajaran yang relevan secara kreatif. Selain itu sebagai penelitian
terapan, disamping guru melaksanakan tugas utamanya mengajar di kelas, tidak
perlu harus meninggalkan siswanya. Jadi PTK merupakan suatu penelitian yang
mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan.
1. Pengertian
Penelitian Tindakan Kelas
Kata
penelitian terjemahan dari bahasa Inggris, Research. Penelitian tindakan kelas
mempunyai berbagai aturan dan langkah. Penelitian tindakan kelas merupakan
terjemahan dari Classroom Research, yaitu satu action research yang dilakukan
oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi
menjadi meningkat.
2. Karakteristik
Penelitian Tindakan Kelas
Adanya
masalah PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik yang
dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan.
Dengan perkatan lain guru merasa bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki dalam
praktik pembelajaran yang dilakukannya. Contoh : Guru merasa risau karena hasil
ketika latihan menunjukkan hanya 40% yang bisa menguasai penggunaan rumus
matematika; Pertanyaan guru yang tidak pernah terjawab oleh sisa; Pekerjaan
rumah yang tidak pernah diselesaikan. Penelitian
tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan dilakukan
secara bertahap dan terus menerus.
3. Hakikat
Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial
Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan Lewin inilah yang
selanjutnya dikembangkan oleh ahli-ahli lain seperti Stephen Kemmis, Robin
McTaggart, John Elliot, Dave Ebbutt, dan sebagainya. PTK di Indonesia baru
dikenal pada akhir dekade 80-an. Oleh karenanya, sampai dewasa ini
keberadaannya sebagai salah satu jenis penelitian masih sering menjadikan pro
dan kontra, terutama jika dikaitkan dengan bobot keilmiahannya.
Dengan
dilaksanakannya PTK, berarti guru juga berkedudukan sebagai peneliti, yang
senantiasa bersedia meningkatkan kualitas kemampuan mengajarnya. Upaya
peningkatan kualitas tersebut diharapkan dilakukan secara sistematis,
realities, dan rasional, yang disertai dengan penelitian.
Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan PTK ialah suatu
penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai
tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak
disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam
kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi
pembelajaran yang dilakukan. Sementara itu, dilaksanakannya PTK di antaranya
untuk meningkatkan kualitas pendidikan atau pangajaran yang diselenggarakan
oleh guru/pengajar-peneliti itu sendiri, yang dampaknya diharapkan tidak ada
lagi permasalahan yang mengganjal di kelas.
4. Jenis
Penelitian Tindakan Kelas
Ada empat jenis
PTK, yaitu: (1) PTK diasnogtik, (2) PTK partisipan, (3) PTK empiris, dan (4)
PTK eksperimental (Chein, 1990). Untuk lebih jelas, berikut dikemukakan secara
singkat mengenai keempat jenis PTK tersebut.
Nama : Taufik Aminuddin
Kelas : SD-15 A.2
NIM : 150641085
Tidak ada komentar:
Posting Komentar