FILSAFAT
PENDIDIKAN
ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENDIDIKAN
1. ONTOLOGI
Secara terminologi, ontologi berasal dari bahasa
yunani yaitu on atau ontos yang berarti “ada” dan logos yang berarti “ilmu”
sedangkan secara terminologi ontologi adalah ilmu tentang hakekat yang ada
sebagai yang ada (The theory of being qua being) sementara itu, mulyadi
kartanegara menyatakan bahwa ontologi di artikan sebagai ilmu tentang wujud
sebagai wujud, terkadang di sebut sebagai ilmu metafisika. Metafisika di sebut
sebagai “induk semua ilmu” karena ia merupakan kunci untuk menelaah pertanyaan
paling penting yang di hadapi oleh manusia dalam kehidupan yakni berkenaan
dengan hakikat wujud.
Aspek ontologi ilmu pengetahuan
tertentu hendaknya di uraikan/ di telaah secara :
1. Metodis
: Menggunakan cara ilmiah.
2. Sistematis:
saling berkaitan satu sama lain secara teratur dalam satu keseluruhan.
3. Koheren:
Unsur-unsur harus bertautan tidak boleh mengandung uraian yang bertentangan.
4. Rasional:
Harus berdasarkan pada kaidah berfikir yang benar (logis)
5. Komprehensif:
Melihat obyek tidak hanya dari satu sisi/sudut pandang.
6. Radikal
: Diuraikan sampai akar persoalan, atau esensinya.
7. Universal
: Muatan kebenarannya sampai tingkat umum yang berlaku dimana saja.
Hubungan antara
ontologi dengan pendidikan
Ontologi merupakan analisis tentang
objek materi dari ilmu pengetahuan. Berisi mengenai hal-hal yang bersifat
empiris serta mempelajari mengenai apa yang ingin di ketahui manusia dan objek
apa yang diteliti ilmu. Dasar ontologi pendidikan adalah objek materi
pendidikan ialah sisi yang mengatur seluruh kegiatan kependidikan. Jadi
hubungan ontologi dengan pendidikan menempati posisi landasan yang terdasar
dari fondasi ilmu dimana disitulah terletak undang-undang dasarnya dunia ilmu.
2. EPISTEMOLOGI
Secara etimologi, epistemologi
merupakan kata gabungan yang di angkat dari dua kata dalam bahasa yunani, yaitu
episteme dan logos. Episteme berarti pengetahuan atau kebenaran dan logos
berarti pikiran, kata atau teori. Dengan demikian epistimologi dapat di artikan
sebagai pengetahuan sistematik mengenahi
pengetahuan. Epistimologi dapat juga di artikan sebagai teori pengetahuan
yang benar (teori of knowledges).
Epistimologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang asal muasal,
sumber, metode, struktur dan validitas atau kebenaran pengetahuan.
Istilah epistimologi di pakai
pertama kali oleh J. F. Feriece untuk membedakannya dengan cabang filsafat lain
yaitu ontologi ( metafisika umum ). Filsafat pengetahuan (Epistimologi)
merupakan salah satu cabang filsafat yang mempersoalkan masalah hakikat
pengetahuan. Epistomologi merupakan bagian dari filsafat yang membicarakan
tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan asal mula pengetahuan,
batas- batas, sifat sifat dan kesahihan pengetahuan.
Objek
material epistimologi merupakan aspek yang membahas tentang pengetahuan
filsafat. Aspek ini membahas bagaimana cara kita mencari pengetahuan dan
seperti apa pengetahuan tersebut. Dalam aspek epistemologi ini terdapat
beberapa logika, yaitu : analogi, silogisme, premis mayo, dan premis minor.
Dalam epistimologi di kenal dengan 2
aliran, yaitu :
1. Rasionalisme :
Pentingnya akal yang menentukan hasil/keputusan.
Hubungan antara epistemologi dengan pendidikan
Hubungan
epistemologi dengan pendidikan adalah untuk mengembangkan ilmu secara produktif
dan bertanggung jawab serta memberikan suatu gambran-gambaran umum mengenai
kebenaran yang di ajarkan dalam proses pendidikan
3. AKSIOLOGI
Aksiologi adalah
istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu: axios yang berarti nilai.
Sedangkan logos berarti teori/ ilmu. Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu
yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi di pahami
sebagai teori nilai. Jujun S Suriasumantri mengartikan aksiologi di pahami
sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dan pengetahuan yang di
peroleh. Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat niali merujuk
pada pemikiran atau suatu sistem seperti politik, sosial dan agama. Sedangkan
nilai itu sendiri adalah sesuatu yang berharga yang di idamkan oleh setiap
insan.
Pembahasan aksiologi menyangkut
masalah nilai kegunaan ilmu. Ilmu tidak bebas nilai. Artinya pada tahap-tahap
tertentu kadang ilmu harus di sesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral
suatu masyarakat, sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat di rasakan oleh
masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya malah
menimbulkan bencana. Dalam aksiologi ada dua penilaian yang umum di gunakan
yaitu :
1.
Etika
Etika adalah cabang filsafat yang
membahas secara kritis dan sistematis masalah-masalah moral. Kajian etika lebih
fokus pada perilaku, norma dan adat istiadat manusia. Etika merupakan salah
satu cabang filsafat tertua. Tujuan dari etika adalah agar manusia mengetahui
dan mampu mempertanggung jawabkan apa yang ia lakukan.
2.
Estetika
Estetika merupakan bidang studi
manusia yang mempersoalkan tentang nilai keindahan. Keindahan mengandung arti
bahwa di dalam diri segala sesuatu terdapat unsur-unsur yang tertata secara
tertib dan harmonis dalam satu kesatuan hubungan yang utuh menyeluruh.
Maksudnya adalah suatu objek yang indah bukan semata-mata bersifat selaras
serta berpola baik melainkan harus juga mempunyai kepribadian.
Hubungan
antara aksiologi dengan pendidikan
Aksiologi
mempelajari mengenai manfaat apa yang di peroleh dari ilmu pengetahuan,
menyelidiki hakikat nilai, serta berisi mengenai etika dan estetika. Penerapan
aksiologi dalam pendidikan misalnya saja adalah dengan adanya mata pelajaran
ilmu sosial dan kewarganegaraan yang mengajarkan mengenai estetika atau
keindahan dari sebuah karya manusia. Dasar aksiologis pendidikan adalah
kemanfaatan teori pendidikan tidak hanya perlu sebagai ilmu yang otonom tetapi
juga di perlukan untuk memberikan dasar yang sebaik-baiknya bagi pendidikan
sebagai proses pembudayaan manusia secara beradab.
NAMA : AINA
LESTARI
KELAS : SD15-A2
NIM : 150641076
DOSEN : IBU
ALIET NOORHAYATI SUTRISNO
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH CIREBON
Tidak ada komentar:
Posting Komentar