FILSAFAT PENDIDIKAN DAN PENINGKATAN SUMBER DAYA ALAM
Manusia adalah mahluk yang mampu
mengembangkan diri. Kemampuan ini menyebabkan manusia berpeluang untuk
membentuk dirinya baik secara fisik maupun mental. Peningkatan dan pengembangan
diri ini menyebabkan manusia memiliki tingkat peradaban yang berbeda, dapat
dilihat dari adanya periodisasi sejarah umat manusia seperti zaman prasejarah
dan zaman sejarah.
Berbagai
sumber daya ini pada gilirannya berpotensi meningkatkan kualitas kehidupan
manusia. Sumber daya ini pada dasarnya baru berupa kemungkinan, layaknya
lembaga atau benih pada tumbuh-tumbuhan. Hasilnya baru akan terlihat apabila
potensi tersebut dapat disalurkan melalui pengarahan, bimbingan maupun latian
yang terarah, teratur dan sinambung.
1.
FILSAFAT
PENDIDIKAN DAN KEPRIBADIAN
Bila
pendidikan dikembalikan pada fungsinya sebagai usaha mengembangkan potensi
individu dan sekaligus sebagai usaha mewariskan nilai-nilai budaya, maka
pendidikan juga menyangkut pembentukan kepribadian. Pendidikan berkaitan dengan
usaha untuk mengubah sikapndan tingkah laku. Sedangkan kepribasian berhubungan
dengan pola tingkah laku. Setidaknya kepribadian terdiri dari empat asepek. 1)
aspek personalia, yaitu kepribadian dilihat dari pola tingkah laku lahir dan
batin yang dimiliki seseorang, 2) aspek individualitas, yakni karakteristik
atau sifat-sifat khas yang dimiliki seseorang, 3) aspek mentalitas, perbedaan
yang berkaitan dengan cara berpikir, 4) aspek identitas, yaitu kecenderungan
seseorang untuk mempertahankan sikap dirinya dari pengaruh luar.
Berdasarkan
keempat aspek tersebut, terlhat jelas bagaimana hubungan antara pendidikan dan
pembentukan kepribadian, serta hubungan filsafat pendidikan yang bersumber dari
nilai-nilai budaya sebagai pandangan hidup suatu bangsa.
2.
FILSAFAT
PENDIDIKAN DAN SUMBER DAYA ALAM
Manusia
adalah mahluk yang memiliki berbagai potensi bawaan. Dengan potensi inteleknya,
manusia disebut homo intelectus. Manusia juga disebut homofaber, karena manusia
memiliki kemampuan untuk pembuat ragam barang atau peralatan. Kemudian manusia
disebut sebagai homo sacinss atau homo saddle abima, karena manusia adalah
mahluk bermasyarakat. Di pihak lain, manusia juga memiliki kemampuan merasai,
mengerti membeda-bedakan, kearifan, kebijaksanaan dan pengetahuan. Atas dasar
tersebut manusia disebut homo sapiens (K. Prent, CM, J.Adisubrata, W.J.S.
Poerwadarminta, 1969:322-764).
Terdapat
tiga aliran filsafat yang dalam pendekatannya bertolak dari kualitas potensi
manusia seperti diatas. Pertama aliran naturalis yang menyatakan bahwa manusia
memiliki potensi bawaan (natur) yang dapat berkembang secaraalami, tanpa
memerlukan bimbingan dari luar (lingkungan). Tokoh aliran ini adalah Jean
Jacques Rousseau.
Kedua,
aliran empirisme. Menurut aliran ini, manusia bertumbuh dan berkembang atas
bantua atau karena adanya inversi lingkungan. Manusia sepenuhnya ditentukan
oleh bagaimana lingkungan mempengaruhinya. Jika lingkungan baik, maka manusia
akan mnejadi baik, sebaliknya jka lingkungan buruk, manusia juga akan menjadi
buruk. Tokoh aliran ini adalah Schopenhauer.
Ketiga,
aliran konvergensi, yang memiliki pandangan gabungan antara naturalisme dan
empirisme. Menurut aliran ini, manusia secara kodrat memang telah dienugrahi
potensi yang disebut bakat. Bakat hanyalah kemampuan atau potensi dasar,
layaknya bakal pada tumbuh-tumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya
sangat tergantung dari pemeliharaan atau pengaruh lingkungan. Tokoh aliran ini
adalah William Stern.
Ketiga
aliran tersebut kemudian menjadi dasar pemikiran manusia dalam kaitannya dengan
problema pendidikan. Tujuan pendidikan di Indonesia adalah membentuk manusia
yang berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,
disiplin, produktif, serta sehat jasmani dan rohani.tujuan ini mencakup
pengembangan potensi individu, diharapkan peserta didik dapat memiliki
kepribadian yang mencakup keenam belas karakteristik seperti yang tergambar
dalamtujuan pendidikan nasional. Karaterisitik tersebut merupakan aspek yang
menjadi muatan alam pengembangan kualitas sumber daya manusia yang berlandaskan
filsafat pendidikan yang digali dari filsafat dan pandangan hidup bangsa
indonesia.
Dalam
Undang-Undang No.20/2003 diungkapkan bahwa tujuan pendidikan nasional yang
berlandaskan filsafat pancasila itu menghasilkan adanya hubungan timbal balik
antara filsafat hidup bangsa, filsafat pendidikan peningkatan kualitas sumber
daya manusia. Begitu juga dalam amanat Undang-Undang Dasar 1945, tujuan
pendidikan itu untuk mencerdaskan kehidpan bangsa identik dengan peningktan
kualitas sumber daya manusia dan usaha yang paling efektif adalah melalui
pendidikan.
Nama :Estu Pujianti
Kelas
:SD15-A2
Dosen :Aliet Noorhayati Sutisno, M.Phil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar