Senin, 25 Januari 2016

Filsafat Pendidikan Dan Peningkatan Sumber Daya Alam



FILSAFAT PENDIDIKAN DAN PENINGKATAN SUMBER DAYA ALAM
            Manusia adalah mahluk yang mampu mengembangkan diri. Kemampuan ini menyebabkan manusia berpeluang untuk membentuk dirinya baik secara fisik maupun mental. Peningkatan dan pengembangan diri ini menyebabkan manusia memiliki tingkat peradaban yang berbeda, dapat dilihat dari adanya periodisasi sejarah umat manusia seperti zaman prasejarah dan zaman sejarah.
Berbagai sumber daya ini pada gilirannya berpotensi meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Sumber daya ini pada dasarnya baru berupa kemungkinan, layaknya lembaga atau benih pada tumbuh-tumbuhan. Hasilnya baru akan terlihat apabila potensi tersebut dapat disalurkan melalui pengarahan, bimbingan maupun latian yang terarah, teratur dan sinambung.
1.      FILSAFAT PENDIDIKAN DAN KEPRIBADIAN
Bila pendidikan dikembalikan pada fungsinya sebagai usaha mengembangkan potensi individu dan sekaligus sebagai usaha mewariskan nilai-nilai budaya, maka pendidikan juga menyangkut pembentukan kepribadian. Pendidikan berkaitan dengan usaha untuk mengubah sikapndan tingkah laku. Sedangkan kepribasian berhubungan dengan pola tingkah laku. Setidaknya kepribadian terdiri dari empat asepek. 1) aspek personalia, yaitu kepribadian dilihat dari pola tingkah laku lahir dan batin yang dimiliki seseorang, 2) aspek individualitas, yakni karakteristik atau sifat-sifat khas yang dimiliki seseorang, 3) aspek mentalitas, perbedaan yang berkaitan dengan cara berpikir, 4) aspek identitas, yaitu kecenderungan seseorang untuk mempertahankan sikap dirinya dari pengaruh luar.
Berdasarkan keempat aspek tersebut, terlhat jelas bagaimana hubungan antara pendidikan dan pembentukan kepribadian, serta hubungan filsafat pendidikan yang bersumber dari nilai-nilai budaya sebagai pandangan hidup suatu bangsa.
2.      FILSAFAT PENDIDIKAN DAN SUMBER DAYA ALAM
Manusia adalah mahluk yang memiliki berbagai potensi bawaan. Dengan potensi inteleknya, manusia disebut homo intelectus. Manusia juga disebut homofaber, karena manusia memiliki kemampuan untuk pembuat ragam barang atau peralatan. Kemudian manusia disebut sebagai homo sacinss atau homo saddle abima, karena manusia adalah mahluk bermasyarakat. Di pihak lain, manusia juga memiliki kemampuan merasai, mengerti membeda-bedakan, kearifan, kebijaksanaan dan pengetahuan. Atas dasar tersebut manusia disebut homo sapiens (K. Prent, CM, J.Adisubrata, W.J.S. Poerwadarminta, 1969:322-764).
Terdapat tiga aliran filsafat yang dalam pendekatannya bertolak dari kualitas potensi manusia seperti diatas. Pertama aliran naturalis yang menyatakan bahwa manusia memiliki potensi bawaan (natur) yang dapat berkembang secaraalami, tanpa memerlukan bimbingan dari luar (lingkungan). Tokoh aliran ini adalah Jean Jacques Rousseau.
Kedua, aliran empirisme. Menurut aliran ini, manusia bertumbuh dan berkembang atas bantua atau karena adanya inversi lingkungan. Manusia sepenuhnya ditentukan oleh bagaimana lingkungan mempengaruhinya. Jika lingkungan baik, maka manusia akan mnejadi baik, sebaliknya jka lingkungan buruk, manusia juga akan menjadi buruk. Tokoh aliran ini adalah Schopenhauer.
Ketiga, aliran konvergensi, yang memiliki pandangan gabungan antara naturalisme dan empirisme. Menurut aliran ini, manusia secara kodrat memang telah dienugrahi potensi yang disebut bakat. Bakat hanyalah kemampuan atau potensi dasar, layaknya bakal pada tumbuh-tumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya sangat tergantung dari pemeliharaan atau pengaruh lingkungan. Tokoh aliran ini adalah William Stern.
Ketiga aliran tersebut kemudian menjadi dasar pemikiran manusia dalam kaitannya dengan problema pendidikan. Tujuan pendidikan di Indonesia adalah membentuk manusia yang berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, disiplin, produktif, serta sehat jasmani dan rohani.tujuan ini mencakup pengembangan potensi individu, diharapkan peserta didik dapat memiliki kepribadian yang mencakup keenam belas karakteristik seperti yang tergambar dalamtujuan pendidikan nasional. Karaterisitik tersebut merupakan aspek yang menjadi muatan alam pengembangan kualitas sumber daya manusia yang berlandaskan filsafat pendidikan yang digali dari filsafat dan pandangan hidup bangsa indonesia.
Dalam Undang-Undang No.20/2003 diungkapkan bahwa tujuan pendidikan nasional yang berlandaskan filsafat pancasila itu menghasilkan adanya hubungan timbal balik antara filsafat hidup bangsa, filsafat pendidikan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Begitu juga dalam amanat Undang-Undang Dasar 1945, tujuan pendidikan itu untuk mencerdaskan kehidpan bangsa identik dengan peningktan kualitas sumber daya manusia dan usaha yang paling efektif adalah melalui pendidikan.






Nama               :Estu Pujianti
Kelas               :SD15-A2
Dosen              :Aliet Noorhayati Sutisno, M.Phil








Tidak ada komentar:

Posting Komentar